Time
Management Atau Self Management ?..
By Dadang Kadarusman ..
Mana yang lebih penting
menurut pendapat Anda; Mengelola Waktu atau Mengelola Diri?
Di sekolah-sekolah management
terkemuka, Time Management dibahas dalam modul khusus. Tetapi, adakah kurikulum
sekolah tingkat dunia yang memiliki modul Self Management ? Hal ini menandakan
jika kita lebih memperhatikan teknik-teknik Mengelola Waktu daripada Mengelola
Diri. Itulah sebabnya mengapa meski sudah belajar banyak, kita tidak pernah
berhenti mengeluhkan tentang waktu.
Firman Tuhan menyatakan bahwa
kualitas waktu seseorang sangat ditentukan oleh kualitas dirinya sendiri. Bukan
sebaliknya. Meskipun seseorang memiliki waktu yang banyak, “Jika dia tidak
beriman”, demikian firman Tuhan, “Maka manusia berada dalam kerugian”. Bahkan
iman pun belum cukup. Jika dia tidak melakukan amal saleh, maka dia juga rugi.
Artinya, bukan Mengelola Waktu yang paling menentukan hidup seseorang,
melainkan ‘Mengelola Diri’.
Hal ini berlaku di kantor, di rumah, dan dimana saja. Mengapa
demikian ? Inilah 5 faktor penentunya.
1. Waktu Anda besifat netral, sedangkan diri Anda bersifat sentral.
Tidak
ada mahluk yang lebih adil daripada waktu. Jumlah waktu yang Anda dapatkan sama
persis seperti yang orang lain dapatkan, bukan? Diri Andalah yang menjadi titik
sentral paling menentukan apakah waktu Anda berharga atau sia-sia. Anda boleh
berleha-leha, atau bekerja keras. Anda boleh mengerjakan aktivitas yang
bermanfaat, atau berkutat dengan kesia-siaan. Tinggal Anda tentukan sendiri;
apa yang menjadi prioritas utama dalam hidup Anda. Sekedar permainan dan senda
gurau? Atau memupuk amal, perbuatan, dan kegiatan produktif yang memberi makna
kepada hidup Anda?
2. Waktu Anda terbatas, sedangkan kapasitas diri Anda belum
ketahuan batasnya.
“Aku tak punya waktu!” begitu orang biasa mengeluhkan. Padahal semua
orang juga tahu jika dia punya 24 jam sehari. Anehnya lagi; dia membuang-buang
waktu yang terbatas itu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Tetapi, apakah
Anda sudah mengetahui dimana batas kapasitas diri Anda? Setahu saya, belum ada
orang yang mampu mengenali batas maksimal potensi dirinya. Jika Anda berkutat
dengan waktu, maka pasti ada banyak keterbatasan. Tetapi jika bersedia belajar
mengoptimalkan potensi diri, maka Anda tidak akan pernah kekurangan bahan bakar
untuk terus menghasilkan karya terbaik dalam hidup.
3. Kualitas pekerjaan Anda, bukan berapa lama Anda mengerjakannya.
Coba
perhatikan, berapa lama Anda mengerjakan tugas-tugas Anda di kantor. Banyak
orang yang bekerja sedemikian lamanya, namun
produktivitasnya tetap saja rendah. Mengapa bisa
begitu? Karena masih banyak orang yang mengira bahwa semakin lama
mengerjakannya, semakin terlihat bagus konditenya. Makanya banyak orang yang
berlama-lama di kantor namun tidak jelas apa yang dikerjakannya. Berfokuslah kepada kualitas
kerja Anda, maka dalam 8 jam yang Anda habiskan dikantor, Anda bisa
menghasilkan lebih banyak karya nyata. Itulah prinsip fundamental produktivitas
kerja.
4. Manfaat pekerjaan Anda, bukan jumlah waktu yang Anda berikan.
Pernahkah
Anda mengukur nilai manfaat dari setiap aktivitas Anda? Banyak orang yang
meluangkan waktu begitu banyak untuk hal-hal yang sia-sia, dan menunda-nunda
hal-hal yang sangat penting. Ini bukanlah soal memenuhi kesenangan, melainkan
soal prioritas hidup. Apakah Anda akan memprioritaskan aktivitas yang memberi
manfaat kepada orang banyak atau mendahulukan ego belaka. Sudah saatnya untuk
benar-benar menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat untuk dipenuhi oleh
kesia-siaan. Sedangkan setelah kehidupan ini berakhir, ada sebuah sidang
pertanggungjawaban.
5. Perpanjangan jumlah amal Anda, bukan perpanjangan waktu.
Waktu
tidak pernah bisa diperpanjang, termasuk dalam pertandingan sepak bola
sekalipun. Tetapi Anda bisa memperpanjang jumlah amal dengan cara menggunakan
waktu untuk saling menasihati dalam melakukan kebaikan dan mengurangi
keburukan. Ketika seseorang berbuat baik sesuai dengan ajakan Anda, maka
pahalanya mengalir terus. Ketika dia berhenti berbuat keburukan seperti yang
Anda nasihatkan, maka pahalanya juga terus Anda dapatkan; bahkan sekalipun Anda
sudah meninggal. Waktu tidak bisa diperpanjang. Tetapi amal baik setiap umat
manusia, bisa menjadi investasi abadi.
Mari berhenti mengeluhkan tentang terbatasnya waktu. Karena
berapapun waktu yang kita miliki tidak akan pernah kita anggap cukup. Mulailah
‘Mengelola Diri’ dengan berfokus kepada ‘apa yang kita lakukan’ dalam waktu
yang serba terbatas ini. Karena tindakan kita dalam mengisi waktu itulah yang
akan menentukan apakah kita memiliki daya saing yang tinggi atau tidak? Karena
setiap tindakan kita menentukan apakah di akhirat kelak kita akan memiliki
limpahan waktu untuk bersenang-senang. Atau terlalu banyak waktu untuk
menanggung kemarahan Tuhan.
- Phillip Lahm Inc. -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar